Senjata buatan anak negeri ini sesungguhnya tidak kalah dengan buatan luar negeri. Namun, senjata buatan dari dalam negeri ini jarang dipakai oleh pemerintah.
Salah satu senjata yang mendapat reputasi baik di kancah internasional adalah senjata tipe SS-2. Senjata buatan PT Pindad itu bahkan menjadi juara dalam pertandingan menembak di Asia Pasifik.
SS-2 itu memang senjata yang cukup akurat. Waktu dipakai pertandingan menembak di wilayah Asia Pasifik, kita juara.
Sejumlah negara mengakui senjata SS-2 itu adalah senjata yang simpel untuk postur Asia. Dilengkapi dengan alat bidik yang akurat dan peluru ringan. Cocok dipakai satuan darat, kavaleri, dan lintas udara.
Lantaran simpel, akurat dan cocok untuk semua satuan itu, senjata ini laris di sejumlah negara.
Selain senjata, pesawat buatan RI CN-235 pun sudah diakui internasional. Pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia dikenal dapat diandalkan. CN-235 itu termasuk pesawat yang bandel. Sampai sekarang baik di Spanyol maupun di Indonesia belum ada CN-235 yang jatuh.
CN-235 dapat juga dipakai untuk mengangkut pasukan sampai 2 peleton. Bisa juga dipakai untuk menerjunkan pasukan. Pesawat serbaguna . Landasannya juga cukup pendek. Sudah lama senjata dan pesawat buatan Indonesia diminati sejumlah negara di Timur Tengah.
Beberapa negara memang minat, termasuk Irak. Sebetulnya Iran juga minta senjata SS-2 itu tapi sedang diproses di Kemenhan dan Kemenlu. (Mungkin karena ada berbagai faktor politik luar negeri). Keberhasilan menjual produk dalam negeri ke pasar internasional, harus didukung terus dan diharapkan akan terus meningkat.
Bukan hanya buatan Pindad atau PT DI, tapi juga PT PAL. Bahkan dengan Cina juga Indonesia sudah bekerja sama membuat rudal kapal cepat. Rudalnya nanti dibuat oleh Cina dan Indonesia.
Dapat menjangkau hingga 100 kilometer. Kapal cepatnya nanti dibuat PT Pelindo.
Prestasi semacam ini juga mestinya didukung oleh kebijakan pemerintah. Karena pemerintah lemah dalam memasarkan produk senjata dan juga jarang memakai produk dalam negeri. Justru para pejabat kita pada tidak mau pakai produk dalam negeri.
Misalnya para pejabat Korea dan Malaysia pakai CN-235, tapi Presiden kita mana mau. Coba kalau Presiden kita mau pakai CN-235 dan para menteri juga pakai pesawat itu, pasti orang lain menjadi yakin.
mantap..... terus maju negaraku INDONESIA.
ReplyDelete