Indonesia

Indonesia

Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945....!!!

Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945....!!!| http://indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com/
Siapa yang tak pernah melihat foto pengerekan bendera pusaka Sang Saka Merah Putih saat proklamasi 17 Agustus 1945..??. 

Di sana ada pemuda berseragam PETA lengkap dengan samurainya mengerek bendera merah-putih jahitan Ibu Fatmawati itu.

Gara-gara seragam tersebut musuh-musuh republik menyebut kemerdekaan Republik Indonesia hadiah Jepang. 

Pemuda Komandan Kompi (Chudancho) I Jakarta Shu Tentara Pembela Tanah Air atau PETA itu adalah Abdul Latief Hendraningrat.

Abdul Latief Hendraningrat (lahir di Jakarta, 15 Februari 1911 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1983 pada umur 72 tahun) adalah seorang prajurit PETA pengerek bendera Sang Saka Merah Putih tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56. Ketika itu ia juga ditunjuk sebagai penanggung jawab keamanan upacara sebab ia pernah menjadi Sudanco Peta di Jakarta. 

Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945....!!!| http://indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com/
Namanya seolah tertelan jaman, karena sifatnya yang rendah hati dan memegang ajaran Jawa sepi ing pamrih tidak mengedepankan kepentingan pribadi.

Secara etnis dia anak Jawa tulen, malahan berdarah biru, tapi dia lahir sebagai anak Demang (Wedana) Jatinegara 15 Februari 1911, dan besar di daerah itu. Ayahnya adalah Raden Mas Mochamad Said Hendraningrat, ibunya Raden Ajeng Siti Haerani. 

Ketika baru berusia setahun, ibundanya wafat dan diganti ibu tiri yang penyayang asal Garut yang memberinya tiga adik yaitu Rukmini, Rukmito Hendraningrat (diplomat yang cukup terkenal) dan Siti Salamah.

Tidak heran Latief pun menguasai secara aktif bahasa Jawa dan Sunda (serta dialek Betawi tentunya). Ia juga keponakan Mr. Ishak Tjokrohadisurjo, salah seorang tokoh perintis kemerdekaan.

Pendidik, tokoh PETA
Abdul Latief Hendraningrat mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum. Saat menjadi mahasiswa itu ia sekaligus mengajar bahasa Inggris di beberapa sekolah menengah swasta, seperti yang dikelola oleh Muhammadiyah dan Perguruan Rakyat.

Abdul Latief Hendraningrat juga fasih berbicara dalam berbagai bahasa asing seperti Inggris, Jerman, dan Prancis, selain Belanda karena ia ulusan AMS (Algemeene Middlebare School). 

Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945....!!!| http://indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com/
Semasa penjajahan ia mengajar di berbagai perguruan yang berorientasi pada pergerakan kemerdekaan.

Dia juga berkesempatan pergi ke Amerika Serikat untuk melaksanakan pameran di New York World’s Fair tahun 1939 dan meluangkan waktu untuk belajar masalah pendidikan. 

Dalam masa pendudukan Jepang ia giat dalam Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo), kemudian menjadi anggota pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Pasukan PETA Latief bermarkas di bekas markas pasukan kavaleri Belanda di Kampung Jaga Monyet, yang kini bernama jalan Suryopranoto di depan Harmoni.
Ia juga yang mengusulkan pembentukan Pusat Latihan Pemuda karena pemuda militan masih kurang dibandingkan mereka yang berkemampuan intelektual. Ia diberi wewenang memilih 15 pemuda sebagai awal, a.l. Kemal Idris, Rukmito Hendraningrat, Kusnowibowo, dan Muffreini. 

Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945....!!!| http://indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com/
Ketika PETA dibentuk resmi 3 Oktober 1943, Abdul Latief Hendraningrat langsung diangkat sebagai Komandan Kompi (Chudancho) karena paling senior, di bawah Komandan Batalyon (Daidancho) Jakarta Mr. Kasman Singodimedjo. 

Dari sinilah identitas PETA Latief Hendraningrat nampak dalam foto yang sangat bersejarah itu. Ia juga menjadi salah seorang pendiri Badan Keamanan Rakyat (BKR) di jakarta.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Latief Hendraningrat terlibat dalam berbagai pertempuran. Ia menjabat komandan Komando Kota ketika Belanda menyerbu Yogyakarta (1948). Setelah berhasil keluar dari Yogyakarta yang sudah terkepung, ia melakukan gerilya. Setelah penyerahan kedaulatan, Hendraningrat mula-mula ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat

Abdul Latief Hendraningrat pernah duduk di sejumlah jabatan penting seperti Direktur Pusat Pendidikan PerwiranTNI AD di Bandung, Atase Militer di Filipina, Washington, DC, AS, Direktur SSKAD di Bandung, anggota DPR GR, dan sejumlah jabatan lainnya termasuk Rektor IKIP Jakarta tahun 1965-1966. 

Ia pensiun dari tugas militer 1967 dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal TNI. Abdul Latief, seperti terlihat, dia banyak berkutat di bidang pendidikan, hingga selama masa bhaktinya di TNI AD. Ia menekankan pentingnya pendidikan, terutama pendidikan watak bangsa. Di masa pensiun ia menjadi wiraswatawan dan salah seorang tokoh ASITA (Associaion of the Indonesian Tours and Travel Agencies).

Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945....!!!| http://indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com/
Ada orang lain yang "Mengaku"
Pengerek (pengibar) bendera itu adalah Abdul Latief Hendraningrat sendiri dibantu seorang pemuda dari Barisan Pelopor bernama Soehoed. Tak ada nama lain. 

Soehoed ini pula yang diperintahkan pemimpin Barisan Pelopor Soediro (pernah menjadi Walikota Jakarta Raya) membuat tiang bendera darurat dari bambu dan ditanam beberapa meter dari dua tiang bendera yang dinilainya berbau Jepang. 

Seperti diketahui ada klaim di tahun 2011 dari orang lain yang mengatakan bahwa dirinyalah pengerek bendera Pusaka Merah Putih pada 17 Agustus 1945 itu.

Sejarah tak bisa dihapus
Abdul Latief Hendraningrat pernah mengalami masa pahit ketika ia ditahan tanpa sebab yang jelas berdasarkan Surat Perintah Panglima Angkatan Darat PRIN-77/3/1966 ditandatangani oleh Mayjen TNI M. Panggabean selaku Deputi Pembina Menteri/Panglima Angkatan Darat. Ia dibebaskan tanpa pengadilan dan tanpa penjelasan memadai oleh Jenderal yang sama melalui PRIN-317/7/1966.

Almarhum “beruntung” sebab mendapatkan hak pensiunnya sebagai Pati TNI AD, dan ketika meninggal dunia dimakamkan di TMP Kalibata dalam upacara militer dengan Inspektur Upacara Menko Kesra Jenderal TNI (Purn) Surono.

“Sejarah perannya dalam Republik tak bisa dihilangkan begitu saja. Karena peristiwa pengerekan bendera ini adalah moment tunggal yang amat dan sangat berharga serta takkan berulang". 


Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945....!!! | indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com | Indonesia | Semua Tentang Indonesia

Share on Google Plus

About Poerwalaksana

Poerwalaksana is a freelance web designer and developer with a passion for interaction design, Business Enthusiast, Start Up Enthusiast, Speaker and Writer. Inspired to make things looks better.

    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. Booking Buddy is the most popular travel search website, which you can use to compare travel deals from all the top travel booking websites.

    ReplyDelete