Indonesia

Indonesia

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
Kapten Lukas Kustaryo. 
Komandan Kompi Divisi Siliwangi, yang diburu tentara NICA Belanda. Kapten Lukas Kustaryo terkenal karena kemampuannya dalam ahli sabotase, pertempuran brutal dan penyergapan yang dilakukan secara mendadak di pos-pos Belanda. 

Kapten Lukas berhasil menghancurkan bantuan logistik pasukan Belanda di Karawang sampai Subang, menghancurkan rel kereta api dan melakukan konsolidasi dengan seluruh kesatuan militer.

Kapten Lukas Sutaryo juga kerap mengenakan baju seragam tentara Belanda yang baru saja dibunuhnya. Dengan mengenakan seragam itu, dia menembaki tentara Belanda yang lain. Karena kegigihannya itu, tentara Belanda menjulukinya "Begundal Karawang".

Karena ulahnya itu, Kapten Lukas juga sempat ditembak dari jarak kira-kira 25 meter oleh Letnan Sarif, anak buahnya. Sarif awalnya tidak menyadari bahwa sosok yang ditembaknya itu komandannya sendiri. Untunglah tembakan itu tak mengenai sasaran.

Saat itu Rawagede, Karawang dijadikan tempat persembunyian Kapten Lukas sebelum menyerang pos besar Cililitan, tapi gerakan Kapten Lukas Kustaryo dibaca oleh NICA Belanda karena ada laporan dari NEFIS (intelijen Belanda) bahwa Kapten Lukas berada di sebuah desa bernama Rawagede, sebuah desa tak jauh dari stasiun kereta api Karawang. 

Akhirnya Belanda menyerang desa Rawagede, namun Kapten Lukas sudah keburu berangkat ke Sukatani, Kapten Lukas yang dicap sebagai 'Bandit Van Karawang' oleh NICA tidak ditemukan, tapi 4.000 penduduk di Rawagede, tidak mau angkat bicara kemana Kapten Lukas Kustaryo pergi. Para penduduk tidak mau bicara, mereka masih punya impian negerinya merdeka, merah putih berkibar di udara Indonesia, dan tak mau lagi menjadi orang terjajah.

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
Mereka bungkam kemana Kapten Lukas pergi, sore itu Selasa 9 Desember 1947 jam 16.00 wib. Angkasa Republik menangis, karena penduduk bertahan untuk tak mau memberitahu kemana Kapten Lukas pergi, mereka setia pada negaranya, mereka setia pada bangsanya dan lebih jauh lagi mereka setia pada mimpi tentang Indonesia Raya. 

Satu persatu akhirnya mereka disuruh maju, dan beberapa orang disuruh menggali kuburan, Mayor Alphons Wijjnen memerintahkan menembak mati mereka semua. 'Sebagai pelajaran bungkam' karena tidak mau memberi informasi tentang Kapten Lukas Kustaryo, Bandit Van Karawang.

Satu persatu mereka ditembaki, para perempuan menangis keras-keras anaknya mati, suaminya mati. Seorang anak kecil berusaha lari tapi ditembak mati juga.

Hari itu tanah Rawagede berwarna merah darah, sungai di Rawagede dibanjiri darah merah yang menghitam dan tangis air mata anak-anak yang kehilangan bapaknya, hari itu Merah Putih berkibar keras di seluruh rakyat Rawagede, hari itu Indonesia sungguh nyata. 

Wawancara dengan Lukas Sutaryo
Wartawan Tempo Ali Anwar pernah mewawancarai sosok misterius Kapten Lukas Kustario pada 1992 : Bola mata Brigadir Jenderal Purnawirawan Lukas Kustario yang bulat itu berkaca-kaca tatkala saya pada 1992 meminta dia menjelaskan posisi dirinya dalam peristiwa pembantaian terhadap 431 penduduk oleh tentara Belanda di Rawa Gede, Karawang, pada 9 Desember 1947.

Lelaki gempal yang saat tragedi tak berperikemanusiaan itu menjabat sebagai Komandan Kompi I Batalion I Divisi Siliwangi di Karawang, langsung menengadahkan wajahnya ke langit-langit rumahnya yang sederhana di Jalan Gadog I, Cipanas Cianjur, Jawa Barat.

Saya tahu, Lukas yang usianya sudah mencapai 72 tahun saat itu, mencoba membendung air matanya, supaya dianggap tetap tegar, tidak mau dianggap cengeng di mata anak muda.
Namun, lama kelamaan air matanya semakin banyak, sehingga kelopak matanya tak mampu lagi membendung. Air mata itupun tumpah. Saat wajahnya ditundukkan, dia lepaskan tangis itu, sesenggukan bagai bocah.

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
“Maaf, sudah lama saya tidak menangis,” kata Lukas sambil mengusap air mata menggunakan ujung lengan panjang kemejanya. “Saat peristiwa pembantaian, saya sedang tidak di Rawa Gede, tapi di kampung lain di sekitar Karawang. Saya baru tahu pembantaian itu keesokan harinya,” ujar Lukas.

Lukas mengaku tidak tahu persis alasan Belanda membantai penduduk tak berdosa itu. Namun, dia yakin peristiwa amat dahsyat itu disebabkan oleh rasa frustrasi pasukan Belanda yang tidak mampu menangkap pasukan pejuang, temasuk dirinya dan KH Noer Alie. 

“Kadang saya menyesal, mereka menjadi korban pembantaian demi melindungi para pejuang, termasuk saya dan KH Noer Alie,” kata Lukas.

Kebetulan, kata Lukas, saat itu daerah sepanjang rel kereta api yang membentang dari Karawang, Rawa Gede, dan Rengasdengklok menjadi basis pertahanan pejuang. Setelah Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947, Kapten Lukas Kustario dan KH Noer Alie sama-sama menempatkan pasukannya di Karawang dan sekitarnya.

Namun, secara alami, mereka saling berbagi wilayah operasi gerilya, Lukas memegang wilayah dari Rengasdengklok, Rawa Gede, Karawang, ke selatan hingga hutan Kamojing. Adapun KH Noer Alie (Pimpinan Umum Markas Pusat Hizbullah-Sabilillah Jakarta Raya) dari Karawang ke utara, membujur dari Rawa Gede, Rengasdengklok, Batujaya, hingga Pakis. 

“Semua pejuang berpakaian seperti rakyat. Tak ada yang berani menggunakan pakaian dan uniform TNI, karena Karawang-Bekasi sudah dikuasai Belanda sejak Agresi Militer Belanda I,” kata Lukas.

Monumen Rawagede
Pemerhati sejarah, sekaligus Ketua Yayasan Rawagede, Sukarman mengatakan, Lukas adalah pejuang kemerdekaan yang luar biasa. "Dia kerap  menembak tentara Belanda, melolosi bajunya dan memakainya. Dia lalu menembaki Belanda," kata dia.

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
Dia menjelaskan, selain faktor Lukas, Rawagede memang sudah lama jadi incaran Belanda. Sebab, wilayah ini adalah markas gabungan laskar pejuang. Ada lima laskar yakni Macan Citarung, Barisan Banteng, SP 88, MPHS, dan Hizbullah.

Posisi desa itu strategis, dilewati jalur rel kereta api, ada stasiun. Juga kemudahan logistik, di mana penduduk yang mampu bersedia menyumbangkan beras, bahan makanan untuk para pejuang, tanpa diminta.

Kembali ke cerita soal Lukas. Sehari sebelum tragedi meletus, pukul 15.00, Lukas dan pasukannya ke luar dari Rawagede. Berjalan kaki ke arah Sukatani. "Ia tidak tahu peristiwa Rawagede," kata Sukarman.

Tidak mengetahui  pasukan Belanda membantai warga, menjebol dan membakar rumah-rumah di desa itu. Membuat sungai menjadi merah dialiri darah.

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
Sukarman mengaku, ia bertemu dengan Lukas di awal tahun 1990-an. Mereka syuting dokumenter soal Rawagede. Lukas juga datang saat Monumen Rawagede diresmikan tahun 1995. "Beliau meninggal 8 Januari 1997. Pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal," kata dia.

Sukarman menambahkan, Lukas berkali-kali memohon maaf pada warga Rawagede. "Dia memohon maaf, karena ulah dia bergabung, terjadi pembantaian," kata dia.

Namun, tak ada warga yang dendam. Apalagi, dulu Rawagede memang jadi incaran Belanda. Ada lagi tentang Lukas yang selalu diingat.

"Tiap kali ke monumen Rawagede, dia lihat patung  tentara Belanda, pasti dia nonjokin mulu. Kalau nggak pakai kaca, mungkin patung itu sudah hancur," kata Sukarman. "Sebelum meninggal, istrinya selalu hadir tiap tanggal 9 Desember, mengenang tragedi Rawagede."

Belanda Minta Maaf
Sejak tahun 2006, sebuah kelompok yang menamakan dirinya Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI) bersama para janda, dan saksi korban pembantaian di Rawagede menuntut permintaan maaf dan kompensasi dari Pemerintah Belanda. Liesbeth Zegveld dari biro hukum Bohler menjadi pengacara mereka.

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
Pada 14 September 2011, Pengadilan Den Haag menyatakan Pemerintah Belanda bersalah, dan harus bertanggung jawab. Pemerintah Belanda diperintahkan membayar kompensasi bagi korban dan keluarganya. Menurut pengacara korban, jumlah kompensasi per orang sebesar 20 ribu euro atau sekitar Rp240 juta.

Akhirnya, saat peringatan 64 tahun tragedi Rawagede pada Jumat (9 Desember 2011), Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan mengucapkan permintaan maaf atas nama pemerintahnya kepada korban tragedi Rawagede.

“Hari ini kita mengenang anggota keluarga Desa Balongsari yang tewas 64 tahun lalu saat agresi militer Belanda. Saya atas nama Pemerintah Belanda memohon maaf atas tragedi tersebut,” kata Duta Besar Belanda untuk Indonesia ,Tjeerd de Zwaan saat mengikuti acara peringatan 64 tahun Tragedi Pembantaian Rawagede di Desa Balongsari.

Video Tragedi Rawagede Karawang 1947 :



Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
Biografi Lukas Kustaryo
Mayjen TNI (Purn.) Lukas Kustaryo (lahir di Magetan, Jawa Timur, 20 Oktober 1920 – meninggal di Cipanas, Jawa Barat, 8 Juni 1997 pada umur 76 tahun) adalah tokoh pejuang yang dicari-cari tentara Belanda pada saat Pembantaian Rawagede.

Pria ini bertubuh kecil, namun kiprahnya sangat merepotkan pemerintahan Belanda di Indonesia. Pria Magetan kelahiran 1920 ini bernama Lukas Kustaryo.

Saat zaman pendudukan Jepang, Lukas masuk dalam pasukan Peta dan ditempatkan di Brigade III/Kian Santang, Purwakarta, yang saat itu dipimpin Letkol Sidik Brotoatmodjo.

Lukas Kemudian menjadi Komadan Kompi Batalyon I Sudarsono/ Kompi Siliwangi atau yang dikenal sebagai Kompi Siliwangi Karawang-Bekasi. Saat ini menjadi Batalyon Infantri 302 Tajimalela, Bekasi, di bawah Kodam III Siliwangi.

Saat menjadi komandan kompi, Lukas memang dikenal sebagai pejuang yang gagah berani dan punya banyak taktik untuk mengalahkan pasukan Belanda. "Ia suka memakai seragam pasukan Belanda untuk membunuh para tentara Belanda. Selain itu pria tersebut sangat gesit seperti belut saat disergap Belanda," kata Sukarman, Ketua Yayasan Rawagede saat berbincang-bincang dengan detik+.

Sementara Sya'ih Bin Sakam pejuang asal Rawagede mengatakan, kiprah Lukas dalam memperjuangkan kemerdekaan sangat besar. Sebab Lukas seringkali menyabotase kereta yang membawa persenjataan Belanda yang diangkut pakai kereta api.

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
Suatu hari, kata Sa'ih, Lukas pernah membajak rangkaian kereta yang berisi penuh senjata dan amunisi bagi pasukan Belanda dari Karawang menuju Jakarta.

Peristiwa itulah yang membuat pasukan Belanda menjadi kesal bukan kepalang kepada Lukas. Hingga akhirnya, Lukas pun menjadi target utama bagi pasukan Belanda di wilayah Karawang hingga Jakarta.

Sebagai orang yang sangat dicari pasukan penjajah Belanda, semua kegiatan Lukas dimonitor. Pasukan Belanda pun rela mengeluarkan uang sejumlah ribuan golden untuk sekadar mencari informasi di mana keberadaan Lukas.

Nah, pada 8 Desember 1947, Belanda mendengar kabar kalau Lukas sedang ada di Rawagede. Informasi itu pun langsung disikapi pasukan Belanda. Skenario penyergapan pun dilakukan pasukan Belanda di Karawang-Bekasi. Bahkan karena dianggap sebagai orang yang paling berbahaya, Pasukan Belanda juga mengerahkan pasukan dari Jakarta.

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
Pasukan yang datang ke Rawagede bersenjatakan lengkap. Mereka sebagian besar berasal dari pos pasukan Belanda yang ada di Jakarta. Bahkan Pasukan Belanda sampai-sampai mengerahkan tank untuk mengakhiri perjuangan Kapten Lukas saat itu.

"Tapi sejumlah tank itu tidak bisa masuk ke Rawagede lantaran para pejuang dan warga memutus semua jembatan yang menghubungkan ke Rawagede. Akhirnya pasukan infantri yang masuk," jelas Sya'ih seorang saksi hidup, yang meninggal pada Juni 2011.

Saat itu pasukan infantri Belanda mengepung Rawagede. Sementara pasukan kavaleri melepaskan tembakan meriam dan canon ke arah desa. Namun tetap saja Kapten Lukas saat itu masih bisa lolos.

Soal lolosnya Lukas dari kepungan Belanda, ada dua versi. Pertama, sebelum pengepungan terjadi Lukas dan pasukannya sudah pergi terlebih dahulu dari Rawagede sehingga pasukan Belanda tidak bisa menemukannya. Sementara versi lainnya, Lukas ada di Rawagede saat pengepungan terjadi. Hanya saja ia berhasil lolos lantaran diselamatkan para pejuang lainnya.

"Kapten Lukas saat pengepungan bersama anak buahnya lolos dari kepungan dan bersembunyi di Desa Pasirawi (berjarak 2 kilometer dari Rawagede. Saya dapat cerita dari ayah saya (Marta), yang ikut menyelamatkan Kapten Lukas," kata Edi Junaidi, anak korban pembantaian Rawagede.

Dikatakan Junaidi, Lukas bersembunyi di Desa Pasirawi selama 1 minggu. Setelah itu Lukas berangkat ke Jakarta. Lukas diketahui pergi ke wilayah Cililitan untuk menggempur pasukan Belanda yang ada di sana.

Peristiwa Rawagede...., dan heroisme Kapten Lukas Kustaryo....!!! (Lengkap dengan Video)
Kerawang-Bekasi, Puisi Chairil Anwar
yang terinspirasi dari peristiwa Rawagede,
Rawamertha, Karawang.
Lolosnya Lukas terang saja membuat pasukan Belanda menjadi kesal. Akhirnya mereka membantai warga Rawagede karena dianggap menyembunyikan Lukas.

Warga akhirnya dibantai secara keji oleh pasukan Belanda yang mengepung Rawagede. Saking bencinya terhadap Lukas, pemerintah Belanda sampai-sampai mengabadikannya dalam bentuk patung.

Soal patung Lukas diungkapkan Sukarman yang sempat dua kali datang ke Belanda untuk menghadiri pengadilan gugatan pembataian Rawagede. Kata Sukarwan, ahli waris korban pembantaian Rawagede, patung itu ada di sebuah gedung di Den Haag, Belanda.

"Saya tidak tahu persis lokasinya. Tapi saat datang ke gedung itu saya melihat patung separuh badan yang bertuliskan "Lukas" dan di bawah tulisan itu tertulis "Begundal dari Karawang," jelas Sukarman kepada.

Usai hengkangnya pasukan Belanda dari Indonesia, nama Lukas seolah hilang ditelan Bumi. Ia baru muncul ketika monumen pembantaian Rawagede didirikan. Saat itu, kata Sukarman, Lukas 3 kali datang ke pemakaman pahlawan Rawagede. Dan setahun kemudian, 8 Juni 1997, Lukas meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cipanas.

Sumber :
http://www.journalbali.com/essay-photo/jangan-lupakan-rawagede.html
https://uniqpost.com/25141/pembantaian-rawagede/
https://id.wikipedia.org/wiki/Lukas_Kustaryo
https://alianwar.wordpress.com/2011/10/14/legenda-begundal-karawang-bekasi-2/
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/247219-pria-ini-yang-membuat-belanda-bantai-rawagede
http://internasional.kompas.com/read/2011/09/18/13205930/Kisah.Begundal.Karawang.di.Rawagede
https://history1978.wordpress.com/2011/12/31/pembantaian-rawagede-sejarah-kelam-zaman-kolonial/






Share on Google Plus

About Poerwalaksana

Poerwalaksana is a freelance web designer and developer with a passion for interaction design, Business Enthusiast, Start Up Enthusiast, Speaker and Writer. Inspired to make things looks better.

    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 komentar: