Mengenai asal muasal nama air terjun Air terjun atau Curug 7 Bidadari ini tidak lepas dari cerita rakyat yang hidup di desa keseneng, Kecamatan Sumowono dan hanya beberapa kilometer saja dari kota Bandungan yang dingin
Alkisah pada dahulu kala ada seoarang bidadari yang terkena kutukan, lalu bidadari yang terkena kutuk itu bersama keenam bidadari lainnya turun ke curug atau air terjun untuk menghilangkan kutukan yang dialamatkan kepadanya. kemudian mereka mandi di curug, yang akhirnya diberi nama curug tujuh bidadari.
Selain curug 7 bidadari, tepat di jalan masuk terpampang papan nama sebuah makam. Adalah makam Kyai Mandung, salah seoarang sesepuh desa keseneng yang makamnya dikeramatkan. Jalan menuju makam Kyai Mandung dan area makam. 200 meter dari parkir. jalan setapak berundak berjumlah 85 anak tangga. Di area makam terdapat 4 makam dan Makam kyai Mandung dikelilingi dengan pagar bamboo. Area makam diatas bukit ini kira-kira seluas 150 meter persegi.
Masih dalam lokasi yang sama, tidak jauh dari air terjun 7 bidadari terdapat sumber mata air bertuah. 100 meter dari jalan ke dusun Tlawah,dusun tetangga desa keseneng. Terletak dibawah jalan dengan akses masuk berupa jalan setapak berundak, 50 meter dari jalan ke dusun Tlawah, kecuraman sekitar 45 derajat. Bentuk sumber air ini tidak bulat simetris dan cenderung lonjong, seperti batu yang cekung sedalam 90 cm.
Sekilas air itu keluar dari sebuah batu dan menurut kepercayaan dapat menyembuhkan segala macam penyakit dapat mempercantik wajah sehingga awet muda, memperlancar usaha untuk mencari rejeki, memperoleh ketentraman batin dan bagi yang belum punya pasangan sangat baik untuk mencari jodoh. Tak heran pendopo di samping sumber air bertuah itu terdapat botol-botol minuman bekas yang siap menampung air bertuah itu untuk diambil para pengunjungyang ingin merasakan khasiatnya.
Mata Air Kedung Wali yang dipercaya warga sebagai tempat pengambilan air wudlu Kyai Mandung sesepuh Desa Keseneng. Entah sebelumnya dipakai untuk apa.
Kyai Mandung sendiri disemayamkan di makam Gumuk sejati, dan setiap dua tahun sekali dimakam ini diselenggarakan selamatan dengan menyembelih Kambing Kendhit.
Tidak jauh dari lokasi air terjun 7 bidadari, beberapa kilometer dari desa keseneng, terdapat pula air Terjun Pangleburgongso. yang konon air terjun setinggi kurang lebih 4 meter ini berhubungan dengan cerita Ramayana tentang Aditya Kumbokarno yang diusir Rahwana kemudian bertapa di Gua Pangleburgongso atau Gua Penebus Dosa.
Dan memang persis di kanan bawah air terjun ini terdapat goa yang terlihat masih perawan dengan pintu masuk kecil yang ditutupi oleh gundukan tanah” untuk masuk ke dalamnya memang harus digali dulu tanahnya karena tertutupi, merangkak kali pertama masuknya, setelah itu baru bisa berdiri”. Kata Ariono (warga lokal desa keseneng).
Goa penebus dosa yang diprediksi dalamnya bisa mencapai ratusan meter ini juga menurut salah seorang penduduk yang pernah masuk ke dalam goa juga terdapat ukiran-ukiran kuno di dinding goa.” Salah seorang penduduk desa disini pernah coba masuk dan melihatnya” kata Ariono.
0 komentar:
Post a Comment