Warga Dusun Talangkubangan, Kelurahan Kancediwe, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, menemukan megalit kursi batu yang diperkirakan berumur ribuan tahun.
Penemuan benda tersebut berada di air terjun tujuh putri yang berjarak sekitar dua kilometer dari Dusun Talangkubangan, Kecamatan Dempo Selatan.
Megalit yang dikelilingi batu gunung tampak seperti kursi sofa makan. Ali (45), penemu megalit yang juga pemilik kebun kopi mengatakan, di lokasi penemuan banyak ditumbuhi tanaman kopi sehingga baru ditemukan satu kursi.
“Lokasi penemuan megalit ini berjarak dua kilometer dari Dusun Talangkubangan atau satu jam berjalan kaki menelusuri tebing dan kebun kopi,” ungkapnya.
Kursi batu berukuran 50 x 50 sentimeter dan tinggi 50 sentimeter serta lebar 50 sentimeter. Batu tersebut dianggap keramat oleh beberapa warga karena sering muncul putri cantik saat hujan yang disertai sinar matahari.
Bahkan, beberapa warga Talang sering bermimpi didatangi Putri Trimurti. “Selain sudah menjadi cerita turun-temurun, pemberian nama Trimurti karena sudah banyak warga yang bermimpi didatangi seorang putri yang mengaku nama itu,” ungkapnya.
Sejak ditemukan, belum pernah ada pihak terkait datang melakukan pemeriksaan atau penelitian.“ Kami tidak tahu apa kursi ini sengaja dibuat tangan manusia zaman dahulu atau hanya gejala alam. Tapi, banyak kejadian aneh apabila batu itu dipindahkan atau digeser,” ungkapnya.
Balai Arkeologi Palembang Kristantina Indriastuti mengatakan, penemuan megalit kursi batu masih perlu dikaji kebenarannya. “Untuk memastikan zaman dan apa jenis megalit kursi batu itu perlu dilakukan penelitian lagi. Tapi kalau melihat dari bentuk, tentunya megalit itu sudah berumur ribuan tahun sehingga diharapkan masyarakat terus menjaganya dengan baik,”ujarnya.
Sementara itu, petugas kantor BP3 Jambi wilayah kerja Jambi, Sumsel, Bengkulu, dan Babel Akhmad Rivai mengatakan, cukup banyak megalit, arca, atau peninggalan bersejarah lain yang tersebar di daerah Pagaralam dan Lahat.
“Kita segera melakukan berbagai langkah, termasuk melakukan pembebasan lahan milik warga sekitar dan melakukan pemagaran di beberapa lokasi situs tersebut,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata, Seni, Budaya Pagaralam Syafrudin menambahkan, saat ini sebagian besar aset wisata masih banyak yang diklaim milik warga setempat. Akibatnya, pemerintah kesulitan merehab dan membangun fasilitas wisata, termasuk penemuan megalit di daerah yang jauh dari pusat kota. Dia mengungkapkan, saat ini sudah ditemukan ribuan megalit dan ratusan objek wisata alam yang tersebar di Pagaralam.
“Untuk penemuan megalitik saat ini Dinas Pariwisata sudah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan pendataan. Saya yakin dari ribuan megalitik yang sudah ditemukan, masih banyak lagi penemuan jenis arca yang belum sempat tergali, terutama pada daerah-daerah pelosok desa terpencil,” akunya.
0 komentar:
Post a Comment