Maria Hertogh, lahir di Cimahi, Jawa Barat tahun 1937. Ia merupakan anak ketiga dari pasangan Katolik Belanda dan Skotlandia-Jawa, Adrianus P. Hertogh dan Adeline Hunter. Adrianus sendiri adalah Sersan AD Belanda.
Ketika Jepang menyerbu Jawa, Adrianus tertawan. Karena berjuang sendirian dan sedang hamil lagi, Adeline memberikan Maria dalam perawatan teman keluarganya, Aminah binti Mohammad, tahun 1942.
Maria dibawa ke Bandung, dibesarkan sebagai seorang muslim dan diberi nama Nadra binti Maarof.
Aminah dan Maria pindah ke Jakarta tapi kembali lagi ke Bandung, karena Aminah yang fasih bahasa Jepang bekerja sebagai penerjemah militer Jepang.
Pergolakan tahun 1947, menyebabkan Aminah pulang ke kampung halamannya di Trengganu, Malaysia, karena khawatir akan keselamatan Maria yang memiliki darah Belanda.
Maria dibesarkan dengan budaya Melayu di Trengganu dan mendapat panggilan "Putih." Ia juga bersekolah dan belajar mengaji.
Setelah perang usai, Adeline mencari putri ketiganya. Mereka mengajukan permintaan pada pejabat Belanda untuk melacak keberadaan Maria. Pihak berwenang berhasil menemukan Maria di Trengganu.
Adeline menuntut pengembalian Maria dan terjadi perselisihan hak asuh. Berdasarkan keputusan pengadilan di Singapura (waktu itu masih bagian Malaysia), hak asuh diberikan pada Aminah.
Kontroversi terjadi empat hari setelah itu dalam upaya mencegah Adeline mengambil Maria, Aminah menikahkan Maria dalam usia 13 tahun dengan Mansoor Adabi, seorang guru berusia 22 tahun.
Pernikahan Maria memicu Adeline naik banding atas hak asuh Maria. Tanggal 2 Desember 1950, pengadilan memutuskan hak asuh didapatkan Adeline. Maria dibawa pulang ke Amsterdam, Belanda.
Keputusan pengadilan ditambah pemberitaan pers yang sangat kontroversial memicu publik bereaksi.
Tanggal 11 Desember 1950, kerusuhan rasial dan agama meletus di Singapura, yang mengakibatkan kehancuran gedung, kendaraan dan sedikitnya 18 orang mati.
Maria yang kemudian hidup di Belanda, kemudian menikah dengan seorang pembuat lemari, Johan G. Wolkenfeld, pada tahun 1956 hingga memiliki 13 anak.
Tahun 1975, Maria melakukan perencanaan pembunuhan terhadap suaminya yang larut dalam kehidupan malam.
Maria dibawa ke pengadilan, namun ia dibebaskan meskipun pernikahannya berakhir lima tahun kemudian.
Tanggal 8 Juli 2009, Maria Hertogh alias Nadra binti Maarof meninggal karena leukemia.
0 komentar:
Post a Comment