Mereka menikah dan pindah ke Hindia Belanda (Indonesia sekarang) tahun 1895. Karena pernikahannya tidak bahagia, mereka kembali ke Belanda tahun 1902 dan memutuskan bercerai.
Tidak ada pekerjaan, Margaretha pindah ke Paris dan mengganti namanya menjadi Mata Hari.
Ia mengaku sebagai penari kuil dari India. Karirnya sukses besar dan mendekatkannya dengan orang-orang penting, termasuk Mentri Pertahanan Perancis.
Saat Perang Dunia I, Mata Hari menjadi lebih terkenal. Ia ditangkap Inggris dengan tuduhan sebagai mata-mata Jerman dengan nama samaran "H21." Ketika tuduhan itu tidak terbukti, ia kembali ke Paris. Tapi Mata Hari ditangkap lagi oleh Perancis dengan tuduhan baru, agen ganda bagi Jerman dan sekutu.
Di pengadilan, bukti keterlibatannya hampir tidak ada. Pembelaannya tidak boleh didampingi saksi. Pengacaranya, pria berusia 74 tahun adalah bekas kekasihnya, sehingga pembelaannya terasa kurang baik. Enam juri pengadilan sebenarnya memiliki keraguan menilai kesalahannya.
Apa daya, 15 Oktober 1917, ia dieksekusi dengan cara ditembak. Mata Hari berkata tenang pada biarawati yang mendampinginya, "Jangan khawatir kakak, aku tahu bagaimana caranya menghadapi kematian." Ia menolak diikat di tiang dan ditutup matanya. Saat itu usianya 41 tahun.
Tidak ada anggota keluarga yang menjemput jenazahnya. Kepala Mata Hari diawetkan di Museum of Anatomy Paris dan dimasukkan dalam koleksi para penjahat terkenal. Tiga puluh tahun kemudian, salah satu jaksa mengakui bahwa sebenarnya tidak cukup bukti untuk menyatakan ia bersalah.
Tahun 2000, ketika museum ini mencatat daftar koleksinya, mereka terkejut karena kepala Mata Hari tidak ditemukan. Mereka menduga kepala Mata Hari hilang sejak tahun 1954 ketika museum dipindahkan. Namun rumor mengatakan kepala Mata Hari telah dicuri oleh pengagumnya.
Margaretha Geertruida Zelle. sang Matahari....!!! | indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com | Indonesia | Semua Tentang Indonesia
Margaretha Geertruida Zelle. sang Matahari....!!! | indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com | Indonesia | Semua Tentang Indonesia
0 komentar:
Post a Comment