Soekarno kepada Utari Tjokroaminoto :
"Lak, tahukah engkau bakal istriku kelak.? ...orangnya tidak jauh dari sini, kau ingin tau? boleh..Orangnya dekat sini kau tak usah beranjak, karena orangnya ada di sebelahku"
Istri pertama Soekarno ini adalah putri dari Oemar Said Tjokroaminoto (OST), seorang pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) di Indonesia.
OST sempat menjadi guru bagi para pemimpin besar Indonesia, antara lain, Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka.
OST adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk pada Belanda. Lak, adalah panggilan kesayangan Soekarno kepada Oetari.
Soekarno kepada Inggit Garnasih :
"Aku kembali ke Bandung.., dan kepada tjintaku yang sesungguhnya."
Ini adalah istri kedua Soekarno. Pernikahan mereka dikukuhkan dengan Soerat Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa Sunda.
Soekarno memanggil Inggid dengan panggilan kesayangan Enung. Garnasih merupakan singkatan dari kesatuan kata Hegar Asih, dimana Hegar berarti segar menghidupkan dan Asih berarti kasih sayang.
Soekarno kepada Fatmawati :
"Engkau menjadi terang dimataku. Kau yang akan memungkinkan aku melanjutkan perdjuanganku yang maha dahsyat."
("Rayuan yang mematikan", kenang Fatmawati di kemudian hari)
Adalah istri ketiga Soekarno, yang bernama asli Fatimah. Dia adalah Ibu Negara Pertama Republik Indonesia.
Fatmawati berjasa dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno kepada Hartini :
"Tien, I can't work without you. Meski kamu istri kedua (setelah Fatmawati-red), kamu tetap istri saya yang sah. Biarpun kamu tidak tinggal di Istana Negara, kamu tetap mejadi ratu. Kamu akan menjadi ratu yang tidak bermahkota di Istana Bogor."
(saat meminta Hartini menjadi istrinya)
Istri keempat Soekarno. Sebelum menikah dengan Soekarno, Hartini menjadi janda pada usia 28 tahun dengan lima orang anak.
Melalui seorang teman, Soekarno mengirimkan sepucuk surat kepada Hartini dengan nama samaran Srihana.
Dua hari setelah Guruh Soekarno Putra lahir, tanggal 15 Januari 1953, Soekarno meminta izin Fatmawati untuk menikahi Hartini. Fatmawati mengizinkan, namun kemudian menyebabkannya menuai protes dari berbagai organisasi wanita yang dimotori Perwari yang anti poligami.
Soekarno kepada Kartini Manoppo :
"Aku mencintai kamu, aku ingin kau membalas cintaku....sekarang juga saya minta kepastian darimu ya atau tidak"
Istri kelima Soekarno, Keduanya menikah pada 1959. Kartini Manoppo pernah jadi pramugari Garuda Indonesia.
Soekarno kepada Ratna Sari Dewi :
"Kalau aku mati, kuburlah aku di bawah pohon yang rindang. Aku mempunyai istri yang aku cintai dengan segenap jiwaku. Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal kuburlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki ia selalu bersama aku."
(kepada Naoko Nemoto yang kelak berganti nama menjadi Ratna Sari Dewi. Pernyataan ini membuat geger rakyat Indonesia masa itu)
Istri keenam Soekarno. Nama lahirnya adalah Naoko Nemoto. Sebelum bertemu dengan Soekarno, dia adalah pelajar dan entertainer, ada gosip juga yang mengatakan bahwa dia adalah seorang geisha. Dewi Soekarno dikenal dengan kepribadiannya yang terus terang.
Soekarno kepada Haryati:
"Yatie adiku wong aju,
Iki lho alrodji sing berkarat kae. Kuliknakna nganggo, mengko sawise sasasi rak weruh endi sing kok pilih: sing ireng, apa sing dek mau kae, apa sing karo karone? Dus; mengko sesasi engkas matura aku. (dadi senadjan karo karone kok senengi, aku ja seneng wae).
Masa ora aku seneng! Lha wong sing mundhut wanodja palenging atiku kok! Adja maneh sakados alrodji, lha mbok apa apa ja bakal tak wenehke."
Istri ketujuh Soekarno. Sebelum dinikahi oleh Soekarno, Haryati adalah mantan penari istana dan menyandang gelar Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian. Ada kisah tentang Haryati yang pencemburu.
Soekarno kepada Yurike Sanger :
"Yury,
I came to you today,
but were out (to Wisma School)
I came only to say "I love you"
Yours,
Soekarno."
(Yurike Sanger, saat itu masih berstatus pelajar SMA )
Istri kedelapan. Setelah menikah dengan Yurike, Soekarno tidak lagi menggunakan kata ”saya” kalau bicara, melainkan aku. Sedang dia meminta Yurike jangan memanggilnya dengan sebutan ”Pak”, melainkan Mas.
Soekarno kepada Heldy Jafar :
"Dear dik Heldy,
I am sending you some dollars,
Miss Dior, Diorissimo, Diorama
of course also my love,
Mas."
(Saat itu kekuasaan Soekarno mulai pudar)
Ini adalah istri Soekarno yang terakhir. Anak dari seorang pemborong terpandang di Tenggarong. Cuplikan dari buku tentang Heidy…:
“Kalau Presiden naksir di antara kita, ada yang mau tidak?” tanya salah seorang sepupu.
Semua menjawab, “Mau …!” Kecuali Heldy.
“Lho, kenapa tidak, Heldy?”
“Ya, tidak mungkinlah. Beliau Presiden, tidak mungkin naksir kita.”
0 komentar:
Post a Comment